Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa – Persoalan Rakhine Myanmar, muslim di Sumbawa ikut prihatin dan peduli. Namun, bentuk kepedulian baik melalui aksi solidaritas maupun bantuan, tetap harus melalui cara konstitusional, linier dengan negara dan menghormati pimpinan negara.
Kita peduli dengan saudara-saudara kita disana, kita tetap berupaya untuk membantu dengan material maupun non material. Namun bagi kita, bisa kita bedakan antara semangat hati, dan perasaan kita, tapi belum bisa kita wujudkan dengan tindakan. Kita harus linier dengan negara, harus hormati pimpinan negara kita,” kata Dr.Iwan Jazadi, S.Pd., M,Ed., Ph.D.,Ketua STKIP Paracendikia Kabupaten Sumbawa, kepada KabarSumbawa.com, di kediamannya, Minggu (09/09).
Ia mengakui, belum puas dengan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh negara terhadap konflik Rohingya. “Tapi kita harus maknai secara politis pada waktunya. Saya punya kampus, NW dan yang lain. Disitulah tempat bertemu aspirasi, untuk menyalurkan aspirasai yang terbaik, tapi tetap secara konstitusional,” katanya, yang juga sebagai ketua dewan Penasehat Nahdatul Wathan (NW) Daerah Sumbawa, Anggota Dewan Penasehat NW Wilayah NTB, Wakil Sekretaris Jendral NW Indonesia.
Ditegaskan, apapun jalur dan tindakan yang akan ditempuh tetap mengedepankan perdamaian dan sesuai dengan ketentuan. Meski saat ini dipandang perlu untuk melakukan desakan-desakan kepada pemerintah untuk menuntaskan persoalan Rohingya.
“Tetap dalam posisi melalui perdamaian apaun yang terjadi. Memang perlu ada desakan, dan itu sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan tetap dalam koridor pemimpin bangsa dan daerah yang pro aktif untuk membawa persoalan ini,” jelasnya, juga menambahkan, pengumpulan dan penyaluran bantuan akan melalui jalur pastikan, bahwa bantuan tersebut akan benar-benar sampai tujuan. (KS/adm)
