Memperlebar Defisit Anggaran Sama Dengan Menambah Hutang

Date:

Donny Priambodo, Anggota Komisi XI DPR-RI
Donny Priambodo, Anggota Komisi XI DPR-RI

Jakarta – Defisit anggaran tahun 2017 diperkirakan berkisar di angka 2.67% sampai dengan 2,92% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau euqivalen Rp 331.24 triliun. Untuk menutup itu, pemerintah berencana menambah hutang luar negerinya sebesar Rp 42,3 triliun sampai 76,7 triliun.

Tercatat, tren hutang luar negeri Indonesia setiap tahun mengalami pertumbuhan yang cukup berarti, bahkan mendekati plavon rasio utang yang diatur undang-undang sebesar 3%. Beberapa kalangan mengusulkan untuk memperlebar batas defisit anggaran lebih dari 3 persen agar tidak mengganggu proyek pemerintah. Namun usulan tersebut juga mengandung konsekuensi logis yang harus dihadapi oleh pemerintah.

Anggota Komisi XI Donny Priambodo menuturkan, konsekuensi logis dari memperlebar batas defisit anggaran sama dengan menambah hutang itu sendiri. Yang tadinya batas hutang maksimal Rp 372.18 triliun, dengan adanya perlebaran defisit anggaran hutang Indonesia bisa bertambah Rp 620.3 triliun.

“Jika rasio defisit diperlebar dengan disertai rencana-rencana anggaran yang bisa dipertanggungjawabkan, bisa membuat surplus dengan cepat tidak ada masalah, saya setuju saja,” kata Donny saat dihubungi melalui telepon, Rabu (12/07).

Namun demikian, ia menggarisbawahi, spirit dari politik anggaran semestinya  menjadikan pembangunan fisik maupun sumber daya manusia (SDM) bisa meningkat pesat. Akan tetapi jangan sampai usulan memperlebar rasio defisit justru membuat mati ide untuk membuat bagaimana anggaran bisa surplus.

Donny menambahkan, dengan batas defisit anggaran 3% sebenarnya sudah mampu membuat menteri keuangan untuk berpikir inovatif guna menggenjot pendapatan negara dari sektor pajak atau non pajak. Sehingga ketergantungan terhadap hutang akan berkurang.

Usulan memperlebar batas defisit anggaran juga dijawab oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, untuk ekonomi Indonesia  saat ini dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen dan defisit yang dijaga di bawah 3 persen, itu telah memberikan keseimbangan yang cukup baik.

“Jika ingin berbelanja dengan lebih banyak, pemerintah harus mampu mengumpulkan penerimaan yang lebih tinggi. Bukan dengan melebarkan defisit. Karena itu, kami akan terus memperbaiki dengan reformasi perpajakan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Populer

More like this
Related

Pertamina Patra Niaga Bersama Mandiri Luncurkan Kartu Kredit Co-Brand MyPertamina

Mandalika, Kabarsumbawa.com - Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus...

Presiden Joko Widodo Resmikan Smelter Tembaga  dan Pemurnian Logam Mulia AMMAN

Sumbawa Barat, Kabarsumbawa.com - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,...

Gandeng Dua Kampus, KPP Pratama Sumbawa Gelar Tax Goes to Campus

Sumbawa, kabarsumbawa.com - Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumbawa Besar...

Sambut MotoGP Mandalika, Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Stok BBM 5 Kali Lipat

Lombok, Kabarsumbawa.com (20 September 2024) - Perhelatan balap MotoGP...