Sumbawa dikenal sebagai daerah penghasil madu. Madu yang dihasilkan selama ini adalah madu hutan atau dalam bahasa Sumbawa disebut Aning. Akan tetapi sejak satu tahun terakhir KPHP Batulanteh mendorong dan memperkenalkan lebah Trigona atau dalam bahasa Sumbawa disebut Sentelan. Menurut Julmansyah, S.Hut., M.Si Kepala KPHP Batulanteh, Lebah Trigona ini cukup melimpah di hutan dan kebun masyarakat. Akan tetapi belum pengembangan yang serius, padahal lebah ini merupakah penghasil propolis terbesar dari kalangan lebah. Untuk saat ini Lebah Trigona sudah sangat berkembang di Desa Pelat dengan keberadaan sekitar 400 stup yang usahakan secara swadaya.
Menangkap semangat tersebut, berbagai perwakilan kelompok tani pengembang Lebah Trigona bersepakat agar pemerintah melalui SKPD terkait untuk membantu memfasilitasi pengembangannya. Zaenal Arifin dari BP4K pada kesempatan tersebut, mengusulkan agar upaya dan inisitasif berbagai kelompok di Desa Pelat dapat didorong menjadi Pusat Pelatihan Kehutanan Pedesaan Swadaya Masyarakat (P2KPSM).
Menurut Julmansyah, jika sinergi tersebut berjalan maka Desa Pelat akan secara nyata menjadi pusat pembelajaran madu lebah Trigona. Kedepan desa ini akan menjadi pusat belajar bagaimana mengembangkan lebah Trigona. Menurut birokrat muda ini yang telah menekuni madu Sumbawa, sangat disayangkan jika Sumbawa tidak memiliki pusat pembelajaran madu, padahal madu Sumbawa sudah sangat terkenal.
Pengurus kelompok yang berasal dari 8 (delapan) kelompok bersepakat agar pengembangan Lebah Trigona ini dapat dilakukan lintas SKPD dan dibutuhkan suatu tempat belajar bersama. Desa Pelat menjadi kesepatan yang disepakati pada Acara Sosialisasi Pola Kemitraan Lebah Trigona kerjasama KPHP Batulanteh dengan BP2HP Denpasar, Senin (29/6) di Aula Pertemuan kantor KPHP Batulanteh.
Juraidi ketua kelompok Trigona Dusun Brang Pelat, merasakan manfaat selama ini. Menurutnya sejak difasilitasi oleh KPHP untuk bermitra dengan UMKM UD. Naufal Barokah, produk madu yang dihasilkan oleh anggota kelompoknya dapat dipasarkan dengan baik. Pada kesempatan yang sama Endang Komaladewi sebagai pelaku UMKM mengatakan bahwa brand Sumbawa Black Honey (madu hitam Sumbawa) telah dipasarkan oleh UMKM-nya di Outlet depan Bandara Sumbawa. Kedepan pihaknya sedang menginisiasi produk Propolis Sumbawa yang dihasilkan oleh lebah Trigona Sumbawa. Mudah-mudahan kedepan Pemda melalui SKPD terkait tidak memandang sebelah mata produk ini. Mengingat Lebah Trigona sangat mudah dibudidayakan dan dapat menjadi pengungkit perekonomian pedesaan, ujarnya.
Produk Sumbawa Black Honey ini, telah dilaunching oleh Wakil Gubernur dan Wakil Bupati Sumbawa pada tanggal 22 Januari 2015 bertepatan dengan HUT Kabupaten Sumbawa. Kini pengembangannya telah dipayungi oleh Asosiasi Lebah Trigona Sumbawa sebagai wadah berkumpulnya petani madu Trigona. Para petani berharap pembinaan dapat dilakukan secara terpadu oleh semua SKPD terkait.