Sumbawa—Keberadaan sarana transportasi TAXI di Sumbawa Besar belakangan ini cukup membantu cepatnya akses masyarakat kalangan tertentu untuk mendapatkan sarana transportasi alternative guna berpacu dengan waktu. Tapi sambutan positif masyarakat selaku pelanggan belum mendapat pelayanan memadai dari pihak Rangga TAXI.
Pasalnya, Rangga TAXI menelantarkan calon penumpangnya yang hendak berangkat ke Banjarmasin via penerbangan melalui ke Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa dan dilanjutkan melalui Bandara Internasional Lombok. Akibatnya calon penumpang tersebut gagal berangkat meski telah mengantongi tiket pesawat untuk satu keluarga yang terdiri dari empat orang.
Tentu kerugian materi yang dialami oleh calon penumpang bernama Wawan tersebut cukup banyak lantaran telah membeli tiket pesawat tapi gagal berangkat. Sehingga Wawan dan keluarganya harus menempuh jalur transportasi darat menuju Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah. Jumlah rupiah yang dikeluarkan pun bertambah tiga kali lipat karena harus membayar ongkos travel dan kembali memesan tiket pesawat rute BIL-Banjarmasin. Kejadian tersebut dialami Wawan pada Kamis 07/05/2015 lalu.
Awalnya, Wawan memesan jasa layanan transportasi TAXI pada Rabu (06/05/2015) malam melalui adik iparnya, Topan, melalui sambungan telpon ke nomor call center Rangga TAXI. Di ujung telpon, operator Rangga RAXI, Reza, mencatat identitas penelpon dan calon penumpang yang keesokan harinya harus dijemput di rumah calon penumpang, RT 01 RW 02 Dusun Kali Baru Desa Labuhan Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas atau di belakang Puskemas Labuhan Sumbawa.
Sayangnya, hingga pukul 06.30 Wita, TAXI yang telah dipesan urung datang menjemput. Sementara pesawat yang akan digunakan untuk menuju BIL telah meninggalkan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin.
“Kami kecewa dan kesal dengan pelayanan seperti ini. Coba dibayangkan berapa kerugian yang kami alami karena penelantaran ini,” kata Wawan.
Manajemen Rangga TAXI yang dikonfirmasi di kantornya, melalui Kepala Cabang, Muhammad Basri, menjelaskan bahwa biasanya calon penumpang akan menelpon ke call center yang akan diterima operator, lalu operator akan mendelegasikan ke driver untuk menjemput calon penumpang.
“Kalau tidak dijemput berarti penyimpangan oleh driver. Kami sangat mengutamakan pelayanan. Hal ini baru pertama kami dapatkan dan terimakasih telah mengkritisi,” ujar Basri sapaanya.
Pihaknya mengaku akan terus berbenah karena harus diakui latar belakang para driver Rangga TAXI berasal dari banyak latar belakang yang berbeda dan masih memerlukan pembinaan.
Basri menegaskan, karena persoalan tersebut manajemen akan memberikan teguran tertulis kepada driver yang bersangkutan. Sebagai bentuk pembinaan, para driver selalu dipantau, baik cara parkir mobil hingga cara berpakaian. Jika ada yang menyalahi ketentuan perusahaan maka sikap tegas yang dilakukan adalah pemecatan.
“Kami sangat tegas karena menyangkut nama perusahaan. Kalau yang lain sudah bekerja sesuai juklak juknis tapi ada satu orang yang sembarangan maka akan diberikan sanksi tegas,” ungkapnya.
Namun terkait kerugian materi yang dialami calon penumpang, Wawan, pihak Rangga TAXI enggan bersedia menanggapinya. Sebab jika calon penumpang membatalkan pesanan meski telah dijemput, juga tidak ada ganti rugi yang diminta oleh pihaknya. (KN)