Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Program Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Samawa (UNSA) mengadakan Kuliah Pakar atau Meet The Expert, Sabtu 27 Juli 2024 di Aula RSMA Sumbawa.
Kegiatan menghadirkan narasumber dr. Franky, Sp.PD, FINASIM selaku DPJP Hemodialisa RSUD Sumbawa, RS Manambai Sumbwa dan RSUD AsySyifa Sumbaw Barat serta Ns., dan Alfian, M.Kep sebagai Penanggung Jawab dan Koordinator Stase KMB.
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Samawa Dr. Ieke Wulan Ayu, STP,M.Si menyebutkan pentingnya kegiatan ini untuk dalam menambah dan memperbaharia keilmuan, terutama dalam dunia keperawatan.
“Diharapkan kegiatan Kuliah Pakar ini dapat berlanjut di stase-stase yang lain,” ungkapnya.
dr.Franky, Sp.PD,FINASIM menyampaikan beberaa poin penting terkait Trend Issue dalam Hemodialisa. Tata laksana awal untuk mencegah kegagalan fungsi ginjal dimulai dari non medikasi yaitu merubah pola hidup yang beresiko meyebabkan kerusakan gagal ginjal atau mengendalikan faktor resiko utama seperti berhenti merokok dengan merubah pola hidup yang sebelumnya tidak sehat menjadi sehat. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh Kegagalan Fungsi Ginjal dan Hemodialisa adalah penurunan kualitas hidup bagi pasien itu sendiri.
Maka dari itu, salah satu solusi dalam menghadapi kasus gagal ginjal adalah metode pengelolaan penyakit yang bersifat kolaboratif serta perlu adanya kesadaran dari para pembuat kebijakan.
Sementara itu, Ns. Alfian, S.Kep.,M.Kep menjelaskan, dengan topik caring dalam meningkatkan kuaitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Salah satu tindakan dan perilaku keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien adalah caring.
Perlu diketahui Caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang, berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan, perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan rasa kepedulian.
Kualitas hidup pasien hemodialisa penting dalam pengobatan penyakit ginjal tahap akhir karena berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasien gagal ginjal. Kualitas hidup yang baik dapat memberikan manfaat positif bagi individu, seperti perasaan bahagia, keberlangsungan hidup, dan kemampuan berkontribusi kepada sesuatu. Sebaliknya, kualitas hidup yang buruk akan meningkatkan angka rawat inap dan mortalitas pada pasien yang menjalani hemodialisis. (KS)