Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa berencana melakukan pembongkaran Lapangan Tenis Pahlawan untuk dijadikan Taman terbuka. Langkah Pemda tersebut ternyata mendapat protes dan penolakan dari sejumlah pihak, mulai dari para Budayawan Sumbawa, aktifis, LSM, pemerhati sejarah budaya, Pendidik dan masyarakat.
Bentuk kecaman dan protes dari para pemerhati Budayawan dan Pemerhati Sejarah Sumbawa ini dengan digelarkan rapat khusus yang dilaksanakan di Lapangan Tenis Pahlawan, Kamis (25/05/2023) malam.
“Malam ini kita berkumpul di Lapangan bersejarah ini untuk membahas langkah-langkah yang akan kita ambil terkait rencana Pemangku Daerah yang tidak paham sejarah yang ingin merobohkan Lapangan Tenis Pahlawan ini untuk dijadikan Taman terbuka,” ungkap Agus Irawan Syahmi.
Semestinya lanjut bang Ais sapaan akrab Agus Irawan Syahmi, sebelum Pemerintah mengambil kebijakan yang berkenaan dengan aset sejarah, libatkan dulu para Budayawan Sumbawa, dengarkan pendapat dan masukannya, jangan seenaknya mengambil keputusan.
“Lapangan Tenis Pahlawan ini memiliki historis sejarah yang tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Kesultanan Sumbawa. Ini bangunan Sejarah yang harus dijaga bukan malah sebaliknya ingin dirusak dan dirubah bahkan dihilangkan keberadaan nya,” tegasnya.
Bila tidak paham sejarah, bertanyalah kepada sejarawan yang hingga saat ini masih diberikan umur panjang. Bagaimana historis Lapangan Tenis Pahlawan ini yang tidak bisa lepas dari keberadaan Kesultanan Sumbawa agar paham dan mengerti betapa pentingnya menjaga aset sejarah milik tana Samawa ini.
“Jadi, kami berharap agar Pemerintah menghentikan niatnya yang ingin merusak keberadaan Lapangan Tenis Pahlawan sebab ini merupakan aset bersejarah milik Kesultanan Sumbawa yang harus tetap kita jaga dan lestarikan bentuk keasliannya,” jelasnya.
Pembangunan boleh tetap jalan namun jangan menghilangkan nilai nilai sejarah. “Silahkan tata Sumbawa sedemikian rupa tetapi jangan menghilangkan nilai sejarah yang ada. Sekali lagi kami tegaskan kepada para pemangku kebijakan, jangan sekali kali menghilangkan nilai sejarah, Lapangan Tenis Pahlawan ini aset milik Kesultanan Sumbawa dan bukan milik Pemerintah Daerah,”
Dari Pantauan Media, para Budayawan, Aktifis, LMS, Pemerhati Sejarah dan Budaya merasa resah atas rencana Pemerintah Daerah yang ingin merubah Lapangan Tenis Pahlawan menjadi Taman terbuka.
Mangawali pertemuan tersebut, lantunan Ayat Kursi menggema di Lapangan Tenis Pahlawan yang menandakan para Budayawan Sumbawa merasa resah dan gelisah atas rencana Pemerintah Daerah.
Acara dihadiri beberapa tokoh beberapa diantaranya Vivin Usman Selaku Aktivis Perempuan, Agus Irawan Syahmi a.ka Ais, Madya Yakob Zain, MH selaku penggiat dan pemerhati budaya dan sejarah Sumbawa, H. Burhan Sh, Mh selaku Pembina Pelti Sumbawa dilanjutkan dilanjutkan dengan diskusi seputar pelestarian nilai sejarah Sumbawa serta tanggapan dari seluruh komponen masyarakat yang hadir.
Acara rapat khusus tersebut ditutup dengan pernyataan sikap seluruh komponen masyarakat dan dbacakan bersama dilokasi rapat digelar.
Disepakati dalam pertemuam tersebut antara lain,Menolak Renovasi Lapangan Pahlawan dan Pembongkaran Lapangan Tenis untuk Taman Terbuka karena bertentangan dengan Nilai History dan Posisi Lapangan Pahlawan sebagai Aset Kesultanan Sumbawa.
Mendesak Pemerintah Daerah untuk mengembalikan Fungsi Lapangan Pahlawan sebagai sarana aktifitas dan dinamika keummatan seperti tempat Olahraga, Seni Budaya dan Kegiatan Kemasyarakatan dan Keagamaan serta mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih serius membangun di bidang Seni Budaya dan Olahraga dengan dukungan anggaran yang layak bagi lahirnya prestasi.
Segera menata kembali fasilitas dan bangunan di Lapangan Pahlawan dan tata letak fasilitas pendukungnya termasuk space UMKM dengan Konsep Hidup Tau Samawa yang memegang prinsip Adat Barenti Lako Syara’ – Syara’ barenti ko Kitabullah.
Menolak segala bentuk dan posisi bangunan atau fasilitas yang ada dalam Lapangan Pahlawan yang membelakangi Istana Bala Kuning dan Membelakangi Arah Kiblat. (KS)