Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Kabupaten Sumbawa kini mempunyai Peraturan Bupati (Pebup) Pendidikan Karakter. Ini ditandi dengan diluncurkan (Perbup) Nomor 33 Tahun 2021 tentang pendidikan karakter, oleh Bupati Sumbawa, Senin (04/10/2021) di Aula Madelaoe ADT Lantai III Kantor Bupati Sumbawa.
Pada kegiatan tersebut, diselenggarakan pula sosialisasi dari Perbup Pendidikan karakter yang mengangkat tema “Takit Ko Nene Kangila Boat Lenge” ini dihadiri Wakil Bupati Sumbawa, Dewi Noviany SPd MPd, Sekretasi Daerah Kabupaten Sumbawa, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa, Pimpinan OPD, Kepala BNN Sumbawa dan para pemangku kepentingan bidang pendidikan di Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan juga disalaksanakan secara vitrual melalui zoom meeting, diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan.
Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah mengatakan, Perbup ini hadir sekaligus juga sebagai upaya untuk menindaklanjuti Permendikbud RI No. 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.
Dalam Permindikbud tersebut termuat amanat penyelenggaraan pendidikan karakter di satuan pendidikan. Dengan keberadaan Perbup ini, setiap satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat berkewajiban melaksanakan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran.
Lanjut Bupati, Perbup pendidikan karakter ini lahir dari analisis kebutuhan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan sektor pendidikan di kabupaten Sumbawa beberapa waktu lalu.
Melalui serangkaian pertemuan yang difasilitasi oleh program INOVASI, salah satu butir solusi yang disepakati untuk membangun pendidikan di kabupaten Sumbawa adalah mendorong hadirnya Perbup sebagai payung kebijakan untuk penyelenggaraan pendidikan karakter di satuan pendidikan.
Dijelaskan, tujuan yang ingin dicapai melalui Perbub tentang pendidikan karakter ini adalah terwujudnya identitas atau profil pelajar pancasila di Kabupaten Sumbawa yang sesuai dengan nilai-nilai mulia ideologi bangsa yaitu pancasila yang dikontekstualisasikan dalam visi “Sumbawa Gemilang Yang Berkeadaban”.
Dikatakan, nilai – nilai yang terkandung dalam Perbub ini mencerminkan nilai kearifan lokal tana samawa yaitu saleng satotang (saling mengingatkan), saleng sadu (saling percaya), saleng tulung (saling bantu), saleng jango (saling jenguk), saleng satingi (saling menghormati), saleng sakiki (saling berbagi rasa dalam suka maupun duka), saleng angkat (saling memajukan dan tidak membiarkan lainnya terpuruk), saleng pendi (rasa peduli terhadap orang lain), saleng sadu (saling percaya), saleng tulung (saling menolong).
“Termasuk juga sumbangan pemikiran tentang bagaimana agar nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah bisa kita kawal bersama agar bisa diterapkan di rumah dan di dalam masyarakat melalui keterlibatan pemerintahan desa”. Pungkasnya
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Karakter Kemendikbudristek RI Ir Hendarman SEc PhD yang turut hadir di launching tersebut menyampaikan penguatan pendidikan karakter terintegrasi dalam gerakan revolusi mental sesuai Nawacita Presiden Jokowi.
Sebagaimana kebijakan Kemristekdikti merujuk pada Profil Pelajar Pancasila dengan 6 dimensi yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia’, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Ia menyebutkan, pendidikan karakter ini menjadi tujuan akhir dari berbagai kebijakan yang dituangkan oleh Kemendikbudristek. Sehingga menjadi rujukan dalam aturan hukum yang jelas agar tidak hanya diketahui dan dipahami dalam konteks satuan pendidikan.
Penguatan pendidikan karakter tidak akan mungkin terjadi jika hanya digantungkan pada sekolah. Lebih jauh pandemi ini sudah mengajarkan kita semua bahwa ada porsi penting pada orangtua sebagai guru pertama dan utama.
“Sungguh miris bila orang tua mengeluh karena tidak mampu membimbing anak-anaknya. Bukankah anak-anak itu tanggung jawab mreka? Sekarang ini, kita harus dipetakan siapa yang kita hadapi dan tantangan apa yang harus kita pertimbangkan dalam implementasi pendidikan karakter di lapangan,” ujarnya.
Interaksi yang terjadi harus mencirikan generasi milenial dengan pembelajar sepanjang hayat dan unggul dalam implikasi global. Karena pembelajar itu tidak hanya diranah sekolah, tapi kita semua punya tugas yang sama.
“Kita harus terus belajar, bagaimana mungkin kita berada pada abad 21 tanpa perubahan. Saya sebagai kepala Pusat Penguatan Pendidikan Karakter sangat mendukung Perbup ini. Saya sampaikan apresiasi yang luar biasa,” seraya berharap semoga Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa bisa menjalankan Perbup sesuai dengan konsep merdeka belajar. Momen peluncurannya sangat pas karena ini masa kenormalan baru, siswa sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah.
Hasil akhir dari pembelajaran anak tidak hanya literasi dan numerasi tapi juga pembentukan dan penguatan karakter.
Menurutnya, Perbup ini eloborasi profil pelajar Pancila dalam konteks kearifan lokal Sumbawa yaitu Ketakit ko Nene Kangila Boat Lenge’ sebagimana nilai-nilai religius dalam profil pelajar Pancasila .
Semoga implementasinya nanti dapat dilakukan dengan terbuka, karena keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada semua stakeholders antara lain kepala sekolah, guru, komite, orang tua, desa dan semua elemen masyarakat sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh semua.
Kepada Bupati Sumbawa, ini sudah sangat luar biasa semoga penerapannya bergema di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat.
“Peserta didik jangan hanya sebagai subjek tapi juga objek sejalan dengan apa yang dikatakan bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara.” Ujarnya.
Disamping itu, pendidikan karakter ini akan sangat berhasil bila digunakan tutor sebaya sehingga mereka bisa mengajarkan nilai-nilai karakter itu ke temannya. Ini karena sering kali bahasa yang disampaikan guru sulit dipahami anak-anak.
“Kami siap dukung selama masa uji coba perbup ini. Terima kasih kepada INOVASI yang telah bersungguh-sungguh menjalankan program penguatan numerasi, literasi juga pendidikan karakter di 4 Provinsi di Indonesia termasuk NTB khususnya Sumbawa sebagai salah satu dari 4 Kabupaten/Kota yang mendapatkn program kemitraan ini.” Terangnya.
Adapun Program Director dari INOVASI, Mark Heyward pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa kepada Bupati Sumbawa selamat atas peluncuran Perbup tentang pendidikan karakter, ini kemajuan yang cukup signifikan. “Saya berharap program pendidikan karakter bisa lancar dan maju disemua sekolah/madrasah,” katanya.
Dari pemutaran video sambungnya, dapat dilihat ada banyak hal yang bisa dikuatkan dalam penguatan pendidikan karakter. Bahwa anak-anak lebih sopan, santun, soleh, lebih terampil untuk keterampilan dasar, lebih kreatif, dapat bekerjasama, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
Selain itu, bagaimana karakter anak di sekolah secara utuh bisa diketahui perkembangannya.
Lebih jauh Mark menjelaskan, INOVASI adalah program kemitraan. Kita sudah bekerjasama sejak 2017 dan masih ada waktu 2 tahun lagi.
“Kita salut dan komitmen Bupati dan semua stakeholder di Kabupaten Sumbawa atas kerjasamanya selama ini,” seraya mengucapkan terima kasih atas kesempatannya.
Sesi sosialisasi ini sendiri menghadirkan dua pembicara utama. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, DR M Ikhsan Safitri Msi tampil sebagai pembicara pertama dengan memaparkan strategi Implementasi dari Perbup ini nantinya. Pembicara lain yang dihadirkan adalah EPP Manajer dari Program INOVASI, Khoirul Anam, yang berbicara tentang bagaimana menumbuhkan nilai karakter di Sekolah.
Menurut Kadis Dikbud DR M Ikhsan Safitri Msi, regulasi ini dihajatkn atas kegelisahan karena terjadinya degradasi moral.
“Perbup ini ditandantangani pada 9 Agustus 2021 oleh Bupati Sumbawa, tapi karena belum dilaunching sehingga ada keraguan. Ketika sudah dilaunching secara resmi oleh Bupati, maka akan dijalankan oleh semua insan di satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD hingga SMP,” katanya.
Tujuan dari Perbup ini sambungnya, bagaimana membentuk siswa berakhlak mulia sehingga membangun pendidikan akan lebih muda.
Namun pondasi ini mulai rapuh seiring perkembangan zaman. Persoalan pendidikan tentu semakin komplek, salah satunya bagaimana membangun dan memperkuat pendidikan karakter namun tidak menghilangkan konteks kearifan lokal. Sehingga inilah kebaruan yang ditawarkan oleh Perbup ini.
Ketika pendidikan karakter ‘ketaket ko nene kangila boat lenge ini’ sudah tertanam dalam jati diri siswa-siswi maka akan menjadi ciri khas akhlaknya sesuai konsep Tau Samawa (orang Sumbawa).
Dalam implementasi nanti di lapangan sambungnya, semua bisa melakukan inovasi dalam penanaman dan pembiasaan nilai-nilai karakter tersebut.
“Terimakasih kepada Bupati/Wabup, Kemendikbud, INOVASI NTB, Bappeda, dan tim teknis penyusun Perbup. Kami sampaikan salam hangat kepada kepsek, guru, dan guru tidak tetap yang berada di pelosok yang juga mengikuti acara kita dengan penuh antusias melalui virtual Zoom meeting sampai 1000 lebih partisipan. Kami siap implementasi regulasi ini dengan komitmen yang kuat,” katanya.
Pada kesempatan berikut, Khorul Anam menekankan bahwa pendidikan karakter ini tugas semua. “Bukan hanya tugas guru di sekolah, tapi semua kita punya peran yang sama. Karena implementasinya ada didalam kelas, lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan, uji coba pendidikan karakter ini sedang dilakukan di NTB dan Jawa Timur. “Kami dari INOVASI siap mendukung.”
Perbup ini sambungnya, sudah sangat detail. Bagaimana implementasi nanti dilapangan semoga muncul praktek baik dari setiap satuan pendidikan yang menjadi ciri khas kearifan local wilayah tersebut.
“Saya masih ingat pertama kali datang ke Sumbawa tahun 2013 dan 2017 . Saya sangat senang dengan karakter khas orang Sumbawa, semoga generasi kedepan semakin membawa kemajuan untuk Pembangunan di Sumbawa,” pungkasnya.