Lotim, kabarsumbawa.com – Setiap kehidupan manusia selalu dihadapkan berbagai permasalahan. Namun untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kecerdasan dan keberanian dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK) Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, mengingatkan wanita pada Sekolah Perempuan Tangguh di desa Montong Betok Kabupaten Lombok Timur, untuk mengedepankan komunikasi dan diskusi dalam mencari solusi.
“Saatnya Perempuan berani berbicara,” kata Bunda Niken sapaan akrab Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, ketika bersilaturahmi dan mengunjungi Sekolah Perempuan Tangguh, Selasa (23/3/2021) di Kantor Desa Montong Betok Kabupaten Lombok Timur.
Namun diingatkan Bunda Niken, bahwa berani berbicara bukan untuk melawan lelaki maupun suami. Kiprah dan peran perempuan bukan lagi hanya mengurus sumur, kasur dan dapur. Tetapi bisa berperan aktif dalam membangun ketahanan keluarga, isu gender dan pelibatan perempuan dalam pembangunan.
Berani menyampaikan pendapat dan argumentasi yang logis dan konkrit. Sebagai sebuah solusi menghadapi kehidupan berumahtangga atau bermasyarakat.
“Sehingga perempuan dapat memberikan kontribusi untuk keluarga dan bangsa dan negaranya,”ucapnya didepan Kadis Sosial H. Ahsanul Halik dan Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB Ir. Husnanidiaty Nurdin, yang mendampinginya.
Ditambahkannya, dalam lingkungan keluarga perempuan harus banyak belajar tentang merawat dan menjaga ketahanan keluarga. Seperti mendidik anak dan berbagi peran dengan suami. Termasuk membantu persoalan perempuan di masyarakat.
Hal ini harus diperdalam dan dipelajari, agar perempuan setara haknya dalam memerankan perannya sebagai perempuan. Sehingga output yang dari sekolah ini melahirkan perempuan yang cerdas dan mandiri.
“Bisa mendidik anak dan lingkungan dengan lebih baik serta terlibat dalam aktifitas pembangunan di desa dan pada semua level,”ajak alumni UI ini.
Agar didengarkan juga Bunda Niken mengajak perempuan untuk bisa mengasah dirinya agar berkualitas. Dapat dipercaya dan memiliki skil seperti kaum lelaki. Mampu pelopori usaha, berinovasi dan memiliki kreativitas.
“Sekolah Perempuan ini sangat butuhkan, agar perempuan dapat bicara dan sama hak dengan lelaki, Jangan dipendam. Tapi bicaralah,”pesannya dihadapan perempuan tangguh Montong Betok.
Selain itu, ketua Dekranasda NTB ini mengajak Sekolah Perempuan untuk bersinergi dengan TP.PKK. Karna ada 4 pokja yang bergerak disektor pemberdayaan keluarga.
“Misalnya 10 dasawisma PKK dapat bekerjasama dan berkolaborasi bersama Sekolah Perempuan untuk menanggulangi persoalan keluarga,” tutup ketua LKKS NTB ini.
Sementara itu, Siska Hamidatul Aini yang mewakili Sekolah Perempuan Tangguh desa Montong Bentok mengaku bangga dan senang atas kunjungan istri gubernur NTB ini.
Ia menceritakan awal mula Sekolah Perempuan Tangguh ini digagas, karena melihat kondisi perempuan dan keadaan di desannya. Banyak peremousn yang putus sekolah, menjadi buruh tani, ditinggal suami karena merantau menjadi TKI, kekerasan fisik maupun phisikis.
Sekolah ini berdiri pada tanggal 4 November 2014, hingga sekarang ada 125 anggota perempuan yang belajar disini.
“Sejak menimbu ilmu disini,kepekaan sosial dan sensitivitas jiwa kami tumbuh dalam melihat dan menyelesaikan setiap persoalan dalam kehidupan bermasyarakat,”tegasnya.
Karena itu, pemerintah desa akhirnya selalu melibatkan perempuan dalam merumuskan kebijakan didesa. Termasuk mengadvokasi dan mendampingi perempuan yang terlilit masalah ketidakadilan dan diskriminatif.
Selain itu Sekolah Perempuan memiliki pos pengaduan dikantor desa. “Sudah banyak permasalahan yang kami selesaikan,”ucapnya
Anggota Sekolah Perempuan lain, Faujiah mengaku setelah bergabung di sekolah ini, ia dapat meyakinkan suaminya untuk berbagi peran dalam rumahtangga.
“Sehingga berkat dukungan suami ini, saya dapat membantu orang lain selain keluarga, Ini karena berani berbicara,”tutupnya.
Usai pertemuan tersebut, Bunda Niken memberikan bantuan secara simbolis berupa masker, gula dan teh untuk sekolah tersebut, didampingi KadiSos Lotim, Istri Sekda Lotim, Wakil Direktur Program LPSDM (Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra), Pemdes Montong Betok, toko agama, masyarakat, pemuda dan anggota Sekolah Perempuan Tanggu. (edy@diskominfotik_ntb)