Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Keluarga Pasien Dalam Pengawasan (PDP), perempuan berinisial P (75) warga Dusun Tanjung Pangemas, Desa Karang Dima, Kecamatan Labuhan Badas, yang meninggal dunia, Rabu (27/05/2020) sore lalu, memberikan klarifikasi terkait kronologi almarmahuma dibawa ke rumah sakit, dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test, hingga akhirnya meningga dunia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karang Dima, menggunakan protokol kesehatan Covid-19.
Amrianto Simatupang, menantu almarhumah mewakili keluarga, kepada KabarSumbawa.com, Jum’at (29/05/2020) melalui sambungan telepon menjelaskan, sebelum almarhumah dirawat di RSUD Sumbawa, dimana, hari pertama lebaran, Minggu (24/05/2020), P terjatuh. Dan tidak bisa beraktifitas hanya bisa berbaring saja. Kemudian lanjutnya, pada, Selasa (26/05/2020) almarhumah mengalami sesak nafas. Atas saran keluarga dan tentangga, kemudian dilarikan ke UGD RSUD Sumbawa untuk medapat penanganan medis. Di UGD lanjutnya, dilakukan tes cepat. Hasilnya, gula darah almarhumah lebih dari 500. Kemudian juga dinyatakan reaktif hasil dari rapid test yang dilakukan. Sehingga, oleh pihak RSUD dirujuk ke RSMA yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Sumbawa.
“Dia (almarhumah) tadinya jatuh hari lebaran pertama, karena sudah tau, dua hari tidak bisa bangun, terus pas hari raya ke dua selasa habis asar nafasnya sudah seperti orang yang sakaratulmaut. Cuma saran dari keponakannya, tetangga, disarankan dibawah ke UGD. Di UGD RSUD Sumbawa langsung dites. Secara hasilnya gulanya 500 lebih, memang selama ini almarhumah diabet kering. Terus paru-parunya reaktif. Kita mau di rujuk me RSMA karena reaktif,” jelasnya.
Almarhuma lanjutnya, kemudian dirujuk ke RSMA pada hari berikutnya sekitar jam pagi 9. Dan mendapat penanganan di UDG rumah sakit tersebut. Sekitar jam setengah 3 almarhumah dibawa ke ruang isolasi dan dilakukan pengambilan sampel swab. Namun kata dia, sekitar jam 3, pihaknya mendapatkan informasi dari Dokter yang menangani almarhumah bahwa kondisinya semakin menurun dan akan dipasangkan selang pembantu pernafasan. Namun, tak lama kemudian almarhumah meninggal dunia. “Ibu ini tidak ada sakit. Tidak batuk, muntah atau demam. Suhu badan normal dites di UGD,” terangnya.
Terkait dikabarkan bahwa almarmumah dilakukan rapid tes lantaran salah satu anaknya memiliki kontar erat dengan pasien positif covid-19 berinisial M, ia membantah hal tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak ada keluarganya yang berhubungan dengan pasien Covid-19 manapun termasuk M. pihaknya juga tidak menengal siapa M.
“Jadi anak-anaknya belum ada yang dilakukan rapid tes maupun swab dari sebelum dan sesudah meninggal. M itu siapa, anak almarhumah yang mana yang kontak dengan M,” tanyanya.
Ia berharap, pihak Pemda Sumbawa melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bergerak cepat menangani persoalan ini. “Kita nunggu gerak cepat satgas ini, kok lambat juga. Kita mau keluar rumah tidak enak karena isolasi sendiri. Sementara petugas belum ada yang datang ke rumah kita. Cuma kemarin ada penyeprotan dari Satpol PP. Kita minta gerak cepatnya, kasihan kita, psikologis anak-anak ini terganggu,” pungkasnya. (KS/aly)