KabarSumbawa.com – Ngompol atau tidak mampu menahan rasa ingin buang air kecil adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap wajar, kemudian biasanya ini ditemukan pada pasien anak anak atau lansia. Artikel ini akan mencoba membahas mengenai “ngompol” pada usia lanjut.
Pada ilmu penyakit dalam terdapat ilmu geriatri yaitu salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari keadaan-keadaan fisiologis dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan orang-orang lanjut usia dengan fokus pada penuaan dini dan tatalaksana penyakit terkait usia lanjut. Proses menua mengakibatkan penurunan fungsi sistem organ seperti sistem sensorik, saraf pusat, pencernaan, kardiovaskular, dan sistem respirasi. yang dimaksudkan dengan orang-orang lanjut usia ialah berumur 65 tahun ke atas
Salah satu masalah pada geriatric adalah “inkotinensia urine” yaitu ketidakmampuan menahan air kencing yang dapat membuat permasalahan sosial, medik maupun ekonomi yang berkaitan dengan kebersihan/kesehatan seseorang. Perlu diketahui bahwa inkontinensia urine bukan suatu penyakit namun merupakan gejala dari suatu penyakit atau masalah kesehatan lain yang mendasarinya.
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko mengalami inkontinensia urine, antara lain:
- Usia lanjut
Seiring pertambahan usia, otot kandung kemih dan saluran lubang kencing (uretra) akan semakin melemah.
- Jenis kelamin wanita
Inkontinensia urine lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini dapat dipengaruhi oleh proses kehamilan, melahirkan, dan menopause.
- Keturunan
Risiko seseorang terkena inkontinensia urine akan lebih besar, jika salah satu anggota keluarganya pernah menderita kondisi yang sama.
- Merokok
Tembakau dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine. Oleh karena itu, perokok lebih berisiko mengalami kondisi ini.
- Operasi pengangkatan rahim
Pada wanita, kandung kemih dan rahim didukung oleh beberapa otot yang sama. Ketika rahim diangkat, otot-otot dasar panggul tersebut dapat mengalami kerusakan, sehingga memicu inkontinensia.
- Pengobatan kanker prostat
Efek samping obat yang digunakan dalam proses pengobatan kanker prostat dapat berisko menyebabkan inkontinensia urine.
- Obat-obatan
Beberapa jenis obat, sepeti obat antihipertensi, obat penenang, dan obat penyakit jantung, dapat memicu terjadinya inkontinensia urine
Tipe Inkontinensia Urin
- Tipe Stres,: urin keluar dalam jumlah sedikit, terjadi karena batuk, bersin, tertawa, olah raga
- 2. Tipe Overflow (luapan): urine keluar dalam jumlah banyak karena ketidakmampuan menunda berkemih, sering terjadi pada kelainan syaraf pusat seperti stroke, bias juga terjadi pada infeksi atau batu saluran kemih
- Tipe Urgensi: ditandai dengan kebocoran urine dalam jumlah sedikit, biasanya terjadi akibat ganggguan prostat atau kelainan syaraf akibat Diabetes Melitus
- Tipe Fungsional: terjadi akibat ketidakmampuan mencapai tempat berkemih karena gangguan fisik atau kognitif berkemih
- Tipe Campuran: merupakan gabungan dari tipe-tipe lainnya
perubahan gaya hidup atau pengobatan yang dapat dilakukan dirumah untuk mengatasi inkontinensia urin
- Turunkan berat badan bila kegemukan. Kelebihan berat badan kan menyebabkan regangan konstan pada kandung kemih dan otot-otot sekitarnya. Pada gilirannya akan menyebabkan kebocoran urin, misalnya ketika batuk atau bersin.
- Jangan menahan kencing, buang air kecil secara teratur
- Olahraga teratur, melakukan senam untuk menguatkan otot panggul, misalnya Kegel
- menghindari kafein, minuman beralkohol, pemanis buatan, soda, dan rokok
- Gunakan alas atau popok dan tetap menjaga kebersihan daerah genital.
- Jika Anda harus segera buang air kecil khususnya saat malam, buat toilet lebih nyaman:
- Pindahkan karpet atau furnitur yang dapat membuat Anda terpeleset atau tersandung saat dalam perjalanan ke toilet
- Nyalakan lampu untuk menerangi jalan, mengurangi risiko jatuh
- Konsumsi obat-obatan sesuai arahan
Jika tidak ada perbaikan setelah melakukan hal-hal di atas maka usahakan agar anda segera menemui diker untuk dapat diwawancara, dilakukan pemeriksaan fisik, pemerksaann penunjang lain spt tes darah, test urine, usg dan atau rontgen untuk mengetahui penyebab dan diberika pengobatan oleh dokter. Salam sehat