Sumbawa Besar, kabarsumbawa.com – Saat ini, diketahui sedikitnya 20 provinsi di Indonesia dilaporkan telah ditemukan kasus Difteri. Sehingga Kemenkes RI mengeluarkan warning kepada berbagai provinsi termasuk NTB. Namun khusus di Kabupaten Sumbawa, belum ditemukan adanya penderita Difteri.
“Di Sumbawa belum kita temukan keberadaan, mudah-mudahan tidak ada. Tapi dengar-dengar kemarin di Bima sudah ada dugaaan, tapi hasil lab terakhirnya saya belum tahu. Tapi kita tidak boleh terlena terhadap penularannya,” kata Agung Riyadi, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (03/01).
Dijelaskan, Difteri merupakan penyakit kulit dan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Lazimnya, bakteri tersebut meyuerang tenggorokan sehingga mengganggu pernafasan. Dengan gejala terjadi pembengkakan di tenggorokan atau leher, peradangan di leher, kemudian terbentuk membran kelabu di tenggorokan.
“Kalau membesar tenggorokan, ada kesulitan bernafas, itulah yang sebabkan penderita sampai meninggal. Karena bisa sebabkan kematian, makanya difteri harus di cegah perkembangannya,” ucapnya. Karena dia penyakit saluran pernafasan, bisa menular dari batuk, air ludah,” tegasnya.’
Umumnya, penyakit tersebut menyerang anak-anak berusia 1 tahun hingga 14 tahun. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa. “Kuman ini bisa dicegah lewat imunisasi, selalu dianjurkan untuk imunasisasi lengkap anak-anak. Termasuk untuk ini juga. Kalau terkena difteri yang tidak imunisasi, itu yang paling rentan, dibandingkan yang imunisasi,” jelasnya.
Diungkpakan, perkembangan bakteri penyebab difteri tidak dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Namun kondisi cuaca tidak menentu dapat melemahkan antibody tubuh, sehingga bakteri difteri lebih mudah untuk menjangkiti.
Perkembangan bakteri ini tidak dipengaruhi oleh cuaca baik hujan dan panas. Perubahan cuaca hanya dapat mempermudah, karena cuaca dapat membuat daya tahan tubuh menurun./ sehingga akan lebih mudah.
“Saya ingatkan kepada tenaga kesehatan, jangan buat laporan imuniasasi asal-asalan. Asal bos senang, data yang benar. Masayrakat juga agar berduyun ke posyandu. Kalau tidak ke posyandu datang ke sarana kesehatan seperti puskesmas,” katanya. (ks/adm)