Sumbawa, KabarSumbawa.com – Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sumbawa menemukan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor perikanan, khususnya industri tambak udang dan cold storage, belum tergarap maksimal. Hal ini terungkap dalam kunjungan lapangan ke PT. Anugerah Tambora Marina di Tampar Belo, Kecamatan Rhee, Senin (14/4/2025).
Ketua Pansus Andi Rusni menyatakan, Sumbawa kehilangan potensi PAD minimal Rp300 miliar per tahun karena ketiadaan cold storage. “Produk udang Sumbawa harus dikirim ke Surabaya untuk disimpan dan diekspor. Akibatnya, cap ekspor justru milik Surabaya, bukan daerah kita,” ujarnya.
PT. Anugerah Tambora Marina memproduksi 20 juta benur udang Vaname setiap 20 hari. Namun, indukan udang masih diimpor dari Hawaii, AS, yang kini terkena dampak kebijakan tarif Donald Trump.
Meski produksi tinggi, kontribusi ke PAD hanya berasal dari Pajak Barang dan Jasa Tertentu – Tenaga Listrik (PBJT-TL) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Pajak lainnya langsung masuk ke kas pusat.
Pansus juga menemukan potensi kebocoran PAD di sektor PBJT-TL tambak udang Maci. Padahal secara administratif Maci masuk Kabupaten Sumbawa, pajak listrik senilai Rp1,44 miliar per tahun justru masuk ke Kabupaten Dompu.
“Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk mengembalikan hak fiskal ini,” tegas Andi Rusni.
Pansus mendesak Pemda Sumbawa segera membangun cold storage, baik secara swakelola maupun kerja sama dengan pihak ketiga. Fasilitas ini dinilai krusial untuk meningkatkan nilai tambah produk udang sekaligus menahan aliran PAD ke daerah lain.
“Selama ini, kita seperti ‘kerbau punya susu, sapi punya nama’. Udang dari Sumbawa, tapi label ekspornya dari Surabaya,” tambah Andi.
Temuan Pansus ini akan menjadi bahan rekomendasi dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Sumbawa Tahun 2024. Pansus mendorong percepatan realisasi visi-misi Bupati dan Wakil Bupati, khususnya pembangunan *cold storage* dan perbaikan tata kelola fiskal sektor perikanan. (Ks/)
