Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sumbawa, Zulfikar Demitry, SH., MH, bersama Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPRD, melaksanakan Inspeksi Mendadak (Sidak) di RSUD Sumbawa. Sidak ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan serta evaluasi terkait pembangunan RSUD Sumbawa yang terletak di Dusun Sering, Desa Kerato, Kecamatan Unter Iwes.
Dalam kesempatan tersebut, rombongan DPRD mengevaluasi implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diberikan petugas kesehatan kepada pasien. Mereka juga mendalami sejumlah keluhan masyarakat terkait kualitas layanan yang diterima oleh pasien di rumah sakit tersebut.
Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa Muhammad Takdir, S.E., M.M.Inov, Wakil Ketua H. Jabir, Sekretaris Sukiman K., S.Pd.I, serta sejumlah anggota Komisi IV lainnya, antara lain Edwan Purnama, Syamsul Hidayat, S.E., Syukri HS, A.Ma., dan Bunardi, A.Md.Pi. Sidak diterima oleh Kepala Bagian TU RSUD Sumbawa, H. Hermansyah, S.Kep.
Keluhan Masyarakat Terkait Antrian dan Pelayanan
Dalam sidak tersebut, Zulfikar Demitry menyoroti masalah antrian yang terjadi di loket pendaftaran dan pelayanan. Ditemukan bahwa proses antrian pasien sangat panjang, bahkan ada yang harus menunggu hingga tiga jam. Hal ini disebabkan oleh adanya keterlambatan dokter dan belum optimalnya sistem antrian. Ia mengusulkan agar RSUD Sumbawa segera mengimplementasikan sistem elektronik yang dapat mengatasi lonjakan jumlah pasien.
“Di Poli Saraf, misalnya, terdapat lorong yang sempit dan banyak orang mengantri di sana, mengganggu kenyamanan pasien lain yang sedang berobat. Kita harus memanusiakan manusia dengan memperbaiki fasilitas dan sistem antrian,” ungkap Zulfikar.
Tantangan Lain dalam Pelayanan Kesehatan
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Takdir, menambahkan bahwa meskipun sebagian masyarakat merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan, namun tidak sedikit juga yang merasa kecewa, terutama terkait dengan keterlambatan dokter yang menyebabkan antrian panjang di loket.
“Keinginan kita adalah mengurai antrian panjang dan memastikan semua aspek pelayanan dapat berjalan lancar. Selain itu, masalah biaya ambulance juga harus diselesaikan, agar masyarakat tidak terbebani,” tegas Takdir.
Pentingnya Perbaikan Infrastruktur
H. Jabir, Wakil Ketua Komisi IV, juga mengungkapkan bahwa informasi dari masyarakat terkait pelayanan RSUD Sumbawa masih belum optimal. Ia menyoroti kondisi fisik RSUD, seperti lorong sempit di Poli Saraf yang mengganggu mobilitas pasien, serta kebocoran yang terjadi di beberapa bagian bangunan.
“Pelayanan kesehatan sudah luar biasa, tetapi perlu perbaikan fisik, terutama di bagian-bagian yang sudah mulai rusak. RSUD Sumbawa harus segera melakukan renovasi dan perbaikan infrastruktur agar lebih nyaman untuk pasien,” ujar Jabir.
Pengelolaan Parkir dan Rencana Relokasi RSUD
Sukiman K., Sekretaris Komisi IV, juga menanyakan tentang pengelolaan parkir di RSUD Sumbawa. Ia meminta agar pengelolaan parkir tidak melibatkan pihak ketiga yang bisa berpotensi tumpang tindih dengan kewenangan Dinas Perhubungan. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan parkir agar tidak mengganggu lalu lintas di sekitar rumah sakit.
“Parkir di bahu jalan sangat berbahaya. Kami akan bahas lebih lanjut agar pengelolaan parkir bisa lebih baik dan tidak mengganggu kenyamanan pasien dan pengunjung,” ujarnya.
Anggota Komisi IV lainnya, Syukri HS, A.Ma., menekankan pentingnya percepatan relokasi RSUD Sumbawa ke lokasi yang lebih luas di Sering, serta memberikan pelayanan prima kepada pasien.
Tindak Lanjut Sidak
Dari hasil sidak ini, Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa berencana mengadakan rapat kerja dengan pihak RSUD Sumbawa, termasuk manajemen dan dokter spesialis, untuk membahas lebih lanjut upaya peningkatan pelayanan. Selain itu, rencana rapat lintas komisi antara Komisi III dan IV juga akan digelar untuk membahas kelanjutan pembangunan RSUD Sumbawa.
Bunardi, A.Md.Pi, dan Edwan Purnama juga menekankan pentingnya perhatian terhadap ruang rawat inap yang membutuhkan perbaikan, serta pentingnya perawat yang mendampingi pasien BPJS agar keluarga pasien tidak terbebani dengan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh petugas medis. (KS)
