Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa mulai mendata desa yang mengalami kekeringan pada musim kemarau ini. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan, terdapat satu desa alami kekeringan.
Kepala BPBD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat ST, menyebutkan, Desa Labuhan Mapin di Kecamatan Alas Barat menjadi satu-satunya desa di Kabupaten Sumbawa yang mengalami kekeringan akibat kemarau.
Ia menjelaskan, kekeringan yang terjadi di desa tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya, hujan kembali turun beberapa waktu lalu, sehingga pasokan air untuk warga kembali normal.
“Memang saat ini kita berada dalam kondisi kemarau basah. Artinya, meskipun secara kalender musim kita sudah memasuki kemarau, tetapi hujan besar masih terjadi di beberapa wilayah,” jelasnya, kemarin.
Fenomena kemarau basah ini, lanjutnya, disebabkan oleh posisi bumi yang berada di titik terjauh dari matahari. Udara dingin yang menyertainya menghambat terbentuknya siklon kering dari arah Australia.
Selain Labuhan Mapin, ada dua desa lain yang sempat mengalami gangguan pasokan air, yakni Desa Labuhan Burung di Kecamatan Buer dan Desa Tanjung Pengamas di Kecamatan Labuhan Badas. Namun, gangguan tersebut bukan akibat kemarau, melainkan kerusakan pompa air milik PDAM.
“Di dua desa itu, kekeringan hanya berlangsung dua hari. Setelah pompa diperbaiki, air kembali mengalir lancar. Kami juga sudah kirimkan bantuan air bersih selama kerusakan berlangsung,” jelasnya.
Ia juga membandingkan kondisi tahun ini dengan tahun lalu yang jauh lebih parah. “Kalau tahun kemarin, pada saat seperti ini sudah kering sekali. Air sumur di sejumlah desa sudah tidak ada,” kenangnya.
Sebagai langkah antisipatif, BPBD Sumbawa telah menerima bantuan mobil tangki air dari Deputi Kedaruratan BNPB untuk menghadapi kemungkinan kekeringan yang meluas.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap hemat air. “Gunakan air hanya untuk kebutuhan pokok sehari-hari, jangan berlebihan,” pesan Nurhidayat. (KS)