Sumbawa Barat, Kabarsumbawa.com- Di tengah sorotan publik yang kerap kali beralih dari dunia olahraga prestasi, para atlet muda dari SMP Negeri 1 (SPENZA) Sumbawa membuktikan bahwa dedikasi tidak butuh panggung yang mewah untuk bersinar. Meski berjuang dengan dukungan dan perhatian yang masih minim, para pemanah muda ini sukses mengharumkan nama daerah dalam ajang Open Tournament “An Archery Heritage Tourism Festival” di KTC Archery Stadium, Sumbawa Barat, 17-21 Desember 2025.
Prestasi ini bukan sekadar tentang medali, melainkan simbol perlawanan terhadap situasi. Muhammad Alfatih Maulana menjadi bintang di kategori putra dengan mendominasi lini depan. Alfatih sukses menyabet dua medali emas sekaligus pada kategori Eliminasi dan Kualifikasi Nasional U15 Putra 30 meter. Tak berhenti di sana, ia juga mengamankan dua medali perunggu di kategori Mix Team U15 dan U21.
Di sisi putri, Jessica Adelia Kalonice menunjukkan mentalitas baja. Ia berhasil meraih medali emas pada kategori Eliminasi Nasional U15 Putri 30 meter. Yang luar biasa, Jessica mampu menembus batas usia dengan meraih medali perunggu di kategori Kualifikasi Nasional U21 Putri 40 meter, membuktikan bahwa atlet Sumbawa memiliki kualitas yang mampu bersaing di level yang lebih tinggi meski dengan fasilitas yang ada.
Pelatih tim, Coach Bagus Karuniarta, mengakui bahwa pencapaian ini adalah murni buah dari kedisiplinan mandiri. Di saat perhatian pemerintah atau pihak terkait mungkin belum maksimal, para atlet dan orang tua justru bersinergi secara mandiri melalui ekosistem KRONIK Studio.
”Prestasi ini adalah manifestasi kerja keras individu atlet dan dukungan luar biasa dari orang tua. Kami ingin menunjukkan bahwa meski dalam sunyi perhatian, anak-anak Sumbawa tetap bisa memberikan kontribusi nyata bagi nama baik daerah,” ujar Coach Bagus.
Keberhasilan menyapu bersih medali ini diharapkan menjadi tamparan sekaligus motivasi bagi pemangku kebijakan. Atlet-atlet SPENZA telah membuktikan bahwa panah mereka mampu melesat tepat sasaran. Kini tinggal menunggu waktu, apakah prestasi mandiri ini akan mendapat apresiasi layak, atau tetap dibiarkan berjuang sendirian di lintasan-lintasan berikutnya. (KS)







