Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Bupati Sumbawa Syarafuddin Jarot secara resmi membuka kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) yang diselanggarakan oleh UPT. Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigasi (Disnakertrans) setempat, Kamis (27/11/2025) siang.
Kegiatan dihadiri oleh Sekda Sumbawa, Kepala Disnakertrans, Kepala Disdukcapil, Kadis Kominfotiksandi, Sekretaris Inspektorat, perwakilan PT. AMMAN, serta stake holder terkait.
Dalam sambutannya, bupati menegaskan bahwa, pemerintah daerah berkomitmen memperkuat ekosistem pengembangan tenaga kerja, bukan hanya dengan menyediakan pelatihan, tetapi juga dengan membuka ruang kolaborasi antara BLK, dunia usaha, UMKM, dan sektor industri yang tumbuh di daerah.
“Kita ingin lulusan BLK tidak berhenti pada sertifikat, tetapi tersambung ke peluang kerja yang nyata,” kata bupati.
Melalui kesempatan ini, ia mengajak para pelaku usaha bagian dari mitra pemerintah daerah, untuk sama-sama bersinergi, mengambil bagian dalam proses ini. “kita butuh industri yang tidak hanya mengambil tenaga kerja siap pakai, tetapi juga terlibat dalam menyiapkannya,” ujarnya.
Bupati berharap, pelatihan ini menjadi momentum perubahan, melahirkan tenaga kerja Sumbawa yang kompeten, siap bersaing, dan mampu berdiri tegak di mana pun mereka berada.
Sebelumnya, Kepala Disnakertrans Sumbawa, Varian Bintoro menyampaikan bahwa, Program PBK kali ini menyelenggarakan 6 skema pelatihan yang terbagi dalam tiga kategori pengembangan.
Pertama, program inovasi terdiri dari Barista dan Operator Alat Berat (Track Exavator). Kedua, program pengembangan yaitu, Listrik Otomasi Industri, Las, dan Desain Grafis.
Ketiga, progtam murni yakni Boga yang merupakan program lama yang mempertahankan kurikulum inti dengan penyempurnaan teknis pengajaran.
Pelatihan ini lanjutnya, diikuti oleh 96 orang peserta, terbagi dalam 6 kelas paralel dengan kapasitas 16 orang per kelas.
Lebih lanjut dijelaskan, pendekatan pembelajaran terdiri dari 70 persen pratik dan 30 persen teori. Pembelajaran proyek nyata, penggunaan peralatan dan simulasi kerja industri.
Kemudian, setiap program mengacu pada skema komptensi yang disusun berdasarkan Kerangka Kualitatif Nasional Indonesia (KKNI), Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan kebutuhan spesifik induatri mitra. (KS)







