Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sumbawa mengakui bahwa ketersediaan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) masih sangat terbatas. Dari total populasi ternak yang ada di wilayah setempat mencapai 324 ribu, vaksin yang dimiliki saat ini kurang dari 10.000.
Kepala DPKH Sumbawa, Ir. H. Junaidi, mengatakan bahwa vaksinasi adalah cara ampuh untuk menekan kasus PMK. Oleh karena itu, pihaknya berharap adanya tambahan vaksin sebagai salah satu upaya untuk menekan kasus PMK, meskipun untuk sementara ini belum ditemukan di Sumbawa.
“Alhamdulillah sampai saat ini masih nol kasus PMK di Sumbawa dan kami berkomitmen untuk mempertahankan kasus tersebut tidak muncul,” kata Haji Jun.
Selain vaksinasi, DPKH Sumbawa juga melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat, melakukan sanitasi kandang dengan disinfektan, dan meminta para peternak untuk tetap memantau kondisi ternaknya. Vaksin yang terbatas membuat DPKH Sumbawa mengajak masyarakat untuk membeli vaksin secara mandiri, sementara petugas akan turun secara gratis untuk melakukan vaksinasi.
Haji Jun meyakinkan bahwa upaya menekan kasus PMK dilakukan karena akan berpengaruh pada tata niaga ternak. Potensi ternak di Kabupaten Sumbawa jauh lebih besar untuk memenuhi kebutuhan daerah lain, sehingga pemerintah dan pengusaha ternak memiliki tanggung jawab yang sama untuk melakukan vaksinasi terhadap ternak mereka.
Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pertemuan bersama pengusaha, KUPT, dan veteriner untuk memastikan bahwa tidak ada ternak dari luar daerah yang masuk ke Sumbawa tanpa surat vaksin PMK.
Sementara itu, jumlah ternak yang keluar dari Sumbawa untuk pemenuhan daging qurban terus meningkat. Hingga bulan April, tercatat sudah ada sekitar 4.524 hewan ternak yang keluar, dengan rincian 1.083 ekor ternak di bulan Januari, 956 ekor di bulan Februari, 1.111 ekor di bulan Maret, dan 1.374 ekor pada tanggal 17 April 2025. (KS)
