Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Solidaritas Perempuan (SP) Sumbawa bersama dengan Perempuan Petani Desa Pelat yang tergabung dalam kelompok Saling Sakiki menggelar Fastival dan Bazar Pangan Lokal dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia tahun 2022.
Kegiatan sebagai upaya melestarikan pangan lokal ini mengangkat tema “Balong Jampang Bining Panising Ma Bau Sising Leng Anak Dadi Tu Era”. Kegiatan berlangsung di Halaman Bala Datu Ranga, Kelurahan Pekat, Kecamatan Sumbawa.
Turut hadir, Bupati Sumbawa diwakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan Ir. Irin Wahyu Indarni, Sekdis Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Lurah Pekat, serta para peserta Festival dan Bazar.
“Jadi ketiatan festival dan bazar pangan lokal ini merupakan kegiatan dalam hal memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober setiap tahunnya. Kegiatan ini diinisiasi oleh kelompok perempuan petani Saling Sakiki Desa Pelat yang mana mereka ini kelompok dampingan dari SP Sumbawa,” ungkap Hadiatul Hasana, S.P Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Sumbawa kepada wartawan usai kegiatan.
Ia menjelaskan, festival dan bazar ini dimeriahkan dengan berbagai macam lomba. Selain itu juga diisi dengan tarian tradisional dan pertujukan pembuatan kapas menjadi benang oleh masyarakat dari Desa Pelat.
“Fetival dan bazar pangan lokal ini ada lomba begonteng, nuja nepi basoan dan lomba lokek rapo. Ke tiga lomba ini bukan hanya sekedar lomba tetapi kebiasaan tradisi yang terus dilakukan oleh petani sebagai tradisi untuk merawat pengatahuan lokal perempuan untuk mengolalah pangan lokal mereka,” jelasnya.
“Agar generasi muda dan juga masyarakat luas dapat mengetahui ini adat yang dilakukan oleh perempuan petani Desa Pelat, dan juga saya yakin ini juga masih dilakukan di beberapa daerah di Sumbawa meskipun banyak yang sudah tidak mengenal kebiasaan ini,” sambungnya.
Menurutnya, yang paling penting dari kegiatan ini adalah bagaimana melestarikan dan memperkenalkan panganan lokal Sumbawa kepada khalayak luas. Dimana, panganan lokal ini merupakan hasil olahan dari hasil bumi yang ditanam sendiri oleh masyarakat terutama perempuan petani.
“Paling penting juga ini ada bazar pangan lokal. Semua yang ditampilkan dalam bazar ini merupakan hasil bumi yang ditanam oleh perempuan petani Desa Pelat. Ini sebagai bentuk perjuangan mereka agar pangan lokal bisa tetap lestari,” terangnya.
Kepada pemerintah, ia berharap agar kebijakan dan programnya ke depan bisa lebih berpihak kepada perempuan petani. “Menurut analisa kami kebijakan pemerintah belum sepenuhnya berpihak kepada petani terlebih khusus perempuan petani. Kita bisa lihat bahwa pangan lokal harus bersaing dengan pangan yang diproduksi oleh perusahan,” tukasnya.
Sementara itu, Bupati Sumbawa dalam sambutannya dibacakan oleh Kadis Ketahanan Pangan Ir. Irin Wahyu Indarni, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan Festival dan Bazar Pangan Lokal ini.
“atas nama pemerintah kabupaten sumbawa, saya mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini sebagai salah satu ikhtiar kita untuk menggali potensi serta mengembangkan kreativitas dalam menciptakan menu makanan dan kudapan, mengangkat citra dan martabat pangan lokal, serta memasyarakatkan pangan lokal sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di daerah kita. mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan ketahanan pangan di tana’ samawa,” ungkap bupati.
Menurut bupati, dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman), festival ini merupakan salah satu cara pengenalan kepada masyarakat, dengan harapan akan muncul para pencipta menu B2SA dan kudapan yang lebih berkualitas, memanfaatkan sumber-sumber pangan lokal, serta berdampak positif terhadap peningkatan nilai tambah produk makanan, meningkatkan pendapatan rumah tangga dan industri rumahan, dan pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“melalui ragam menu khas daerah sumbawa yang disajikan dalam festival pangan lokal ini saya harap dapat menjadi rujukan para pihak untuk menjadikan pangan lokal sebagai ikon konsumsi pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, agar pangan lokal daerah sumbawa dapat semakin dikenal masyarakat luas,” harapnya. (KS/aly)






