Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumbawa melaksanakan penanaman pohon di Hutan Langko Desa Poto, Minggu (24/01/2021) pagi kemarin.
Penanaman 5000 pohon ini berkerjasama dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Lapoto Emas Desa Poto dan pemerintah Desa Poto. Hadir pada kegiatan tersebut perwakilan dari DPP GMNI, DPD GMNI NTB, DPC GMNI Sumbawa, Kapolsek Moyo Hilir beserta jajaran, Danramil Moyo Hilir beserta jajaran serta pemerintah dan masyarakat Desa Poto.
Ketua DPC GMNI Sumbawa, Dendy Muhazan, menjelaskan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi Kabupaten Sumbawa pada saat musim penghujan adalah banjir.
“Salah satu faktornya adalah penebangan hutan yang tanpa disadari akan mengakibatkan resapan air menjadi sangat berkurang dan dapat menimbulkan bencana seperti banjir,” ungkapnya.
Atas dasar tersebut lanjutnya, GMNI Sumbawa menginisiasi penanaman pohoh melalui gerakan penghijauan yang dipusatkan di Desa Poto, Kecamatan Unter Iwes. Diharapkan melalaui kegiatan ini, Hutan Sumbawa bisa kembali hijau.
Melalui kegiatan ini, Dendy mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian hutan dan tidak menyebabkan hutan gundul yang dapat mengakibatkan banjir.
“Salah satu caranya adalah dengan menanam pohon serta merawat kelestarian alam demi keberlangsungan hidup di masa depan,” tukasnya.
Penjabat Kepala Desa Poto Masangan, berharap melalui kegiatan tersebut hutan Langko kembali hijau dan juga diharapkan nantinya bisa menjadi spot wisata menarik di Desa Poto. Ia menilai, kegiatan ini diinisiasi oleh GMNI yang memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi terhadap hutan.
Menurutnya, melihat kondisi hutan tersebut sudah terlalu tandus. Oleh karena itu pihaknya berterima kasih kepada GMNI sebagai inisiator penanaman yang memiliki rasa kepedulian yang begitu tinggi kepada Desanya. Juga ia mengajak seluruh masyarakat Desa Poto untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam.
“Marilah secara bersama-sama untuk menjaga alam kita agar kedepannya hutan kita bagus, dan masyarakatnya makmur,” ucapnya.
Selain itu, penjabat kades yang baru sebulan menjabat itu menjelaskan terkait permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh petani di Desanya. Dijelaskannya, bahwa irigasi pertanian yang bersumber dari Bendungan Batu Bulan yang berada di Dusun Sameri telah tertutupi lumpur yang diakibatkan oleh kondisi hutan gundul yang berada disekitar Sameri dan Raberas. Hal ini mengakibatkan air yang dari hutan turun dan menutupi irigasi serta areal persawahan masyarakat.
“Terkait permasalahan ini saya sudah berkoordinasi dengan kepala dusun Sameri untuk selanjutnya akan diusahakan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mencarikan solusi, karena diperkirakan ada sekitar 300 hektar lahan pertanian yang diyakini akan gagal panen jika ini terus dibiarkan,” jelasnya.
Sementara itu, Samsun Amri, ketua pokdarwis Lapoto Emas Desa Poto mengucapkan terima kasih mahasiswa GMNI yang telah menginisiasi kegiatan ini, karena menurutnya kegiatan ini sejalan dengan program pokdarwis.
“Harapannya dilokasi penanaman nantinya akan menjadi spot wisata sebagai penunjang Desa Poto sebagai desa budaya. Semoga dengan penanaman ini bisa menjadi pemantik untuk OKP lainnya agar berbuat lebih untuk alam ditengah masifnya pembabatan hutan,” pungkasnya. (KS/aly)