Kabarsumbawa.com – Menjelang Pemilu 2029, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di berbagai daerah mulai memantapkan strategi untuk memperkuat pengawasan partisipatif. Salah satu inovasi penting yang kini mulai menunjukkan dampaknya adalah pembentukan Saka Adhyasta Pemilu, sebuah satuan karya Gerakan Pramuka yang didirikan untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan kepedulian terhadap integritas demokrasi.
Beberapa bulan yang lalu, Bawaslu Sumbawa dengan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sumbawa menandatangani MoU tentang Partisipasi Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Sumbawa Dalam Pengawasan Partisipatif Pemilihan Umum Dalam Bentuk Saka Adhyasta Pemilu. Itu artinya kelahiran Saka Adhyasta Pemilu menjadi langkah strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang bukan hanya cerdas secara politik, tetapi juga berjiwa pengabdian. Dengan karakter masyarakat Sumbawa yang menjunjung tinggi nilai gotong royong dan rasa malu, gerakan ini menemukan tanah suburnya di bumi Samawa.
Kata Adhyasta berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti penjaga atau pengawal. Saka Adhyasta Pemilu, sebagaimana dijelaskan dalam panduan resmi yang diterbitkan Bawaslu RI, adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pandega untuk belajar tentang pengawasan pemilu dan mencegah pelanggaran di berbagai tahapan pemilu. Mereka dilatih menjadi pelopor integritas, generasi muda yang tangguh, kritis, dan berani bersuara untuk keadilan.
Bawaslu Sumbawa, melalui Nota Kesepahaman dengan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sumbawa, kini memiliki peluang besar untuk memperluas gerakan ini hingga ke tingkat sekolah dan desa. Saka Adhyasta sebagai ruang belajar demokrasi bagi generasi muda, agar mereka tidak sekadar menjadi pemilih, tapi juga penjaga jalannya pemilu yang jujur dan adil.
Melalui Saka Adhyasta, para anggota Pramuka tidak hanya dilatih keterampilan teknis seperti mengenali pelanggaran kampanye atau praktik politik uang, tetapi juga dibentuk secara moral dan etis. Semangat Tri Satya dan Dasadarma Pramuka diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk menjaga kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab dalam kehidupan demokrasi.
Lebih dari sekadar kegiatan kepramukaan, Saka Adhyasta Pemilu merupakan sekolah demokrasi. Di sini, para Pramuka belajar berdialog, berpendapat, menyampaikan aspirasi secara santun, dan menghargai perbedaan. Semua nilai itu adalah bekal penting untuk membangun peradaban politik yang sehat, terutama di tengah tantangan era digital yang rawan disinformasi dan polarisasi politik.
Menjelang Pemilu 2029, kita semua perlu menjadikan penguatan Saka Adhyasta sebagai prioritas pembinaan kepemudaan. Kegiatan seperti perkemahan tematik pengawasan pemilu, pelatihan literasi digital kepemiluan, dan simulasi pengawasan partisipatif dapat menjadi wadah pembelajaran yang efektif. Dengan begitu, anak-anak muda Sumbawa akan tumbuh menjadi generasi yang tidak apatis terhadap politik, melainkan terlibat secara positif dan kritis.
Gerakan ini juga menjadi bukti bahwa menjaga demokrasi tidak harus dilakukan di ruang-ruang formal kekuasaan. Ia bisa dimulai dari tenda Pramuka, dari lapangan upacara, dari ruang diskusi kecil di sekolah, atau dari kampung-kampung tempat para pemuda Sumbawa tumbuh dan belajar.
Pada akhirnya, Saka Adhyasta Pemilu bukan sekadar program, melainkan gerakan moral, sebuah upaya bersama antara Bawaslu dan Pramuka untuk menjaga marwah demokrasi. Seperti semboyan yang dipegang teguh oleh Bawaslu: “Bersama rakyat awasi Pemilu, bersama Bawaslu tegakkan keadilan Pemilu”.
Di Kabupaten Sumbawa, semboyan itu menemukan bentuknya dalam langkah kecil tapi berarti: menyiapkan generasi muda yang siap mengawal kejujuran Pemilu 2029, dengan semangat Pramuka, dengan hati yang bersih, dan dengan cinta yang tulus pada Indonesia.







